Aku sudah banyak bercerita tentangmu kepada teman dan orang-orang terdekatku. Ku ceritakan bagaimana spesialnya kau di hatiku, keistimewaanmu, keanggunanmu, pesona dan cantikmu dan banyak lagi lainnya. Dengan bangganya ku
ceritakan semua seperti seorang ksatria yang berkisah akan pengalamannya memenangkan pertempuran terdahsyat sepanjang masa. Ku urai ceritaku sebaik dan serinci dengan menggunakan kalimat-kaliamat yang mana orang kata kalimatku hanyalah majas hiperbola. Tetapi tidak, semua yang ku nyatakan adalah kebenaran yang nyata, bukan sekedar majas atau diksi belaka. Aku sungguh-sungguh saat berkata bahwasannya kau lebih dari apapun, kau duniaku, kau segalanya untukku.
ceritakan semua seperti seorang ksatria yang berkisah akan pengalamannya memenangkan pertempuran terdahsyat sepanjang masa. Ku urai ceritaku sebaik dan serinci dengan menggunakan kalimat-kaliamat yang mana orang kata kalimatku hanyalah majas hiperbola. Tetapi tidak, semua yang ku nyatakan adalah kebenaran yang nyata, bukan sekedar majas atau diksi belaka. Aku sungguh-sungguh saat berkata bahwasannya kau lebih dari apapun, kau duniaku, kau segalanya untukku.
Barangkali kalimat 'aku bahagia memilikimu' adalah ungkapan yang paling pas untuk menunjukkan betapa bersyukurnya aku akan hubungan yang telah Tuhan tetapkan pada kita. Begitu bahagianya hingga tak ku rasa apapun selain sayup-sayup cinta mengecup lembut hatiku yang dahaga akan kasihmu. Bahkan jika kau tancapkan belati, kaca atau paku berkarat sekalipun pada dada yang mendekam segunung kerinduan ini, tak kan ada sakit yang ku rasa. Sekali lagi hanya sayup cinta yang 'kan ku rasa dan kerinduan yang kian menggebu tertuju padamu.
Aku mencintaimu dengan segenap hatiku, sayang. Ku cintai kau dengan cara tersendiri. Ku tutup mataku, ku tutup telingaku hingga aku buta dan tuli pada apapun. Aku mencintaimu dengan caraku sendiri, dengan buta dan tuli pada segalanya, pada kekurangmu, pada cercaan dan penilaian orang lain akan dirimu. Pada apapun yang seakan-akan coba memisahkan kita.
Maka oleh karenanya, tuntun dan bimbinglahlah aku sembari kita langkahkan kaki berdua, sayang . Sebab sudah ku tutup mata dan telingaku untuk sepenuhnya mencintaimu. Dengan mantap dan penuh keyakinan ku tuturkan sekali lagi; sesakit apapun mencintaimu, pantang ku surutkan langkah walaupun sedikit.
0 Comments