Lebaran menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh khalayak
umum. Namun, tidak bagi kebanyakan mahasiswa tingkat akhir yang tengah bergelut
dengan waktu, jumlah minimal SKS dan skripsi. Bagi mereka, lebaran seperti dua
mata uang, dimana hukum relevansi menjadi nyata disana. Selain suka cita dari
sisa masa kanak dalam menghadapi hari tersebut, di sisi lain ada perasaan
was-was yang membayangi benak mereka jauh sebelum hari itu tiba. Pertanyaan, ”Kapan
wisuda” adalah alasanannya.
Sebab, lebaran menjadi momentum bagi segenap keluarga besar
untuk bersua kembali. Dan sialnya, sebagian dari mereka yang mentok, tidak
punya pembahasan lain yang pantas untuk diperbincangkan pasti akan melontarkan
basa-basi yang isinya tidak mengenakkan, salah satunya adalah pertanyaan itu.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang menyayat hati tersebut,
ada beberapa tips yang barangkali dapat membantu meringankan penderitaan
saudara-saudara, diantaranya adalah:
1. Cari Pacar dan Temui dengan Keluarga
Dalam ilmu komunikasi ada istilah ‘pengalihan isu’, dimana
tujuan dari hal ini adalah menghindari sorotan dengan menggiring opini lawan
bicara pada hal baru yang kita tawarkan. Nah, salah satu cara agar keluarga
besar tidak bertanya tentang wisuda, maka bawalah seseorang yang mau dianggap
pacar ke rumah.
Harapannya sederhana, keluarga akan fokus pada doi. Setidaknya
pertanyaan akan berkuatat pada siapa dirinya, kenal dimana dan mentok-mentok
pertanyaan yang timbul adalah kapan nikah?
Nah, jika sudah bicara nikah, maka, kemungkinan
kerabat-kerabat untuk mengingat masalah kuliah kita yang belum kelar begitu
besar dan mengerikan. Maka, tips pertama ini hanya bersifat mengulur waktu
belaka. Sepertinya, kita harus lanjut ke tips yang kedua.
2. Belajar Menjadi Pelawak
Mungkin hal ini agak sulit bagi beberapa orang yang
kepribadiannya tegas, serius dan jarang cengengesan.
Namun, demikianlah perjuangan. Untuk mencapai sesuatu yang diingkan perlu
adanya pengorbanan.
Maka mulai dari sekarang persiapkanlah banyak materi untuk
menjadi seorang ‘penghibur’ di pertemuan keluarga saat lebaran nanti. Kuasai materi-materi
itu, dalami, jangan sampai pada hari puncak malah jadi garing, ini berbahaya.
Keuntungan dari menjadi penghibur dalam sebuah forum adalah
bisa mengendalikan arah dan ritme percakapan. Jadi, dengan melawak setidaknya
keluarga akan fokus pada guyonan yang
kita lontarkan, mereka sibuk tertawa dan lupa kalau kita belum diwisuda pada
saat itu.
Tapi biasanya, saat kita ngebanyol
seperti ini, ada saja satu-dua kepala yang mempunyai pikiran yang kemudian berhasrat
membully kita agar suasana semakin hidup. Naas, bullyan yang paling sering
terpikirakan biasanya adalah nasib dari perjalanan kuliah kita. Disaat seperti
inilah tips kedua serasa tidak ada gunannya. Sudahlah, lanjut tips ketiga.
3. Pelajari Ilmu Logika dan Seni Retorika
Sebagai mahasiswa, harusnya cara ini tak akan membawa
kesulitan. Logika dan retorika adalah dua hal yang sering diprakterkkan dalam
dunia kemahasiswaan. Agar bermanfaat dan semakin terlihat akademis, lontarkan
saja dua hal ini untuk menangkis pertanyaan kapan wisuda yang dilontarkan dari
para kerabat.
Jika pertanyaan memang tidak bisa dibendung dan terlanjur
dilontarkan pada kita, jawab saja, ”Wisuda bukan segalanya,” atau, ”Cepat
lambatnya wisuda tidak menentukan kesuksesan di masa depan,” dan banyak lainnya
– alasan-alasan ini banyak di go*gle,
cari saja. Dengan itu mereka akan manggut-manggut dan merenungkan jawaban itu.
Dari tips ini masalahnya cuma satu, di atas langit masih ada
langit, secerdas apa pun tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sederhanya,
orang-orang tua rasanya lebih bijaksana daripada kaum muda. Mendengar jawaban
kita mengenai wisuda yang penuh ambigu itu, pasti akan memancing mereka untuk
membantahnya dengan ribuan motivasi yang mau tidak mau harus kita terima. Tips ini
rasanya akan mengakibatkan hal fatal, coba cek tips selanjutnya
4. Jangan Ikut Kumpul Keluarga
Sebenarnya, hal yang mendorong para kerabat untuk iseng
bertanya kapan kita wisuda sebabnya adalah diri kita sendiri. Coba pikir, kalau
kita tidak hadir disana, mana mungkin mereka akan bertanya pada kita kapan kita
lulus kuliah?
Maka dari itu, saat lebaran usahakanlah untuk tidak ikut
kumpul bersama keluarga. Meskipun efeknya jelas, yang pertama kita harus
merancang siasat agar punya alasan yang kuat untuk tidak ikut kumpul bersama
kerabat-kerabat yang lain. Yang kedua adalah tingkat kengeyelan kita akan diuji saat orang tua mengajak untuk berangkat
pergi menemui keluarga-keluarga yang lain. Kemudian, tantangan yang lain adalah
tingkat keberhasilan siasat-siasat dalam menjalankan tips ini sangat kecil.
Belum lagi masalah silaturahmi yang terhambat, pasti rumit. Makanya,
pakai tips nomer lima saja.
5. Selesaikan Kuliah dengan Segera
Ini adalah acara yang ampuh, bisa dijamin. Adapun untuk
menyelesaikan kuliah sendiri ada banyak caranya. Kalau tidak bisa lulus wisuda,
kuliah bisa diselesaikan dengan cara drop
out. Coba pikir, kalau kita sudah tidak punya urusan dengan kuliah, maka
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan urusan perkuliahan seperti, kapan
wisuda, bisa kita hadapi dengan mudah.
Bayangkan jika kita sudah selesai menuntaskan urusan kuliah,
saat ditanya kapan wisuda, dengan enteng kita akan menjawab, ”Kemarin sudah
sidang, tinggal nunggu wisuda beberapa bulan lagi,” atau ”Saya sudah nggak kuliah, Om/Tante,” beres, kan?
Wallahu ‘alam
***
Demikian lima tips sederhana menghadapi pertanyaan ‘kapan
wisuda?’ saat kumpul bersama keluarga di hari raya. Semoga dapat membantu,
kurang lebihnya mohon maaf, atau teman-teman punya saran lain silahkan isi di
kolom komentar.
Mohon maaf lahir dan batin, mmuah :*
0 Comments