Cara Mendapatkan IPK Tinggi (Wawancara Ekslusif dengan Mahasiswi yang Menghadapi Cumlaude)

Bukan narasumber, foto hanyalah pemanis blog. Ket: Ndol Bogas menanti wisuda

Boleh anda perkenalkan siapa nama anda dan asal jurusan dan kampus, serta sedikit mengenai kehidupan perkuliahan anda?

Perkenalkan aku seorang mahasiswa, kalian tak perlu tahu dimana kampusku. Yang pasti aku bangga dan nyaman menjalani perkuliahan disini, dimana persaingan antar mahasiswa tidak terlalu ketat. Jadi, ya, tahulah. aku tidak perlu bekerja terlalu keras untuk dapat mengambil perhatian dari dosen-dosen disini. Dan, oh iya, aku harap kalian tidak heran, mahasiswa dengan IQ biasa-biasa saja sepertiku ternyata mampu mendapatkan IPK 3,97 dikelas. Sebenarnya aku bisa mendapat lebih dari itu, bahkan aku bisa saja mendapat IPK dengan nilai bulat sempurna 4,00.

 Menarik sekali, coba, apakah anda bersedia menceritakan bagaimana cara anda mendapat nilai setinggi itu?

Mudah saja, kalian mau tahu rahasiaku mendapatkan nilai tinggi dikelas? Begini, mulanya bermodal coba-coba untuk mengikuti pendaftaran masuk kuliah di jurusan yang tengah menjadi primadona di desaku. Daya tampungnya lumayan banyak serta peminatnya tidak sebanyak jurusan hits semacam manajemen atau jurusan kawak-kawak itu. Di jurusan yang kupilih itu,  sangatlah mudah untuk mendapat IPK tinggi mendekekati sempurna.

(Hening sejenak) Lalu?

Jadi begini, selama masa perkuliahan IPK yang kuperoleh tidak penah terpaut jauh dari nilai sempurna. Kalian para mahasiswa harusnya tahu, cukuplah bermodal tampang lugu, tulisan bagus, rapi dan sedikit kelembutan hati untuk mendekati dosen dan asisten-asistennya. Dengan itu semua aku mampu menyuguhkan IPK tinggi seperti yang orang tuaku inginkan.

Jadi, usaha yang selama ini anda lakukan ditujukan semata-mata untuk kedua orang tua anda?

Tentu saja. Kalian tahu, aku sangat bahagia ketika melihat kedua orang tuaku yang bangga mengetahui  hasil yang ku peroleh selama perkuliahan ini . jujur saja, sebenarnya aku berusaha memperoleh nilai IPK yang tinggi hanya karena ada yang pernah berkata, semakin tinggi nilai IPK, maka jalan untuk segera wisuda semakin lancar pula. Meskipun, sebenarnya aku tahu kalau wisuda hanyalah sebuah upacara pengesahan yang disakral-sakralkan untuk gelar yang nantinya menjadi embel-embel ‘kebesaran’ namaku nantinya.

Bisa diulangi yang pernyataan anda tentang wisuda tadi? Bagaimana? Hmm..

Begini, secara pribadi aku lebih setuju untuk menyebut wisuda sebagai sebuah topeng. Topeng yang akan menutupi IQ yang kupunya. Topeng yang akan ku kenakan kelak. Kemudian topeng itu akan terlihat indah apabila dihiasi dengan pernak-pernik yang mengesankan. Begitu pula topeng yang akan ku gunakan, topeng yang menutupi kelemahan IQ yang kupunya. Topeng itu juga harus kubuat seindah mungkin, dan IPK adalah pernak-pernik yang akan membuat topengku semakin indah. Semakin tinggi IPKku maka semakin indah topeng yang akan kugunakan.

Apakah itu, Emm.. bisa dibilang suatu keyakinan yang anda pegang? Bisa dijelaskan lebih lanjut?

Jadi, di zaman ini orang-orang hanya akan melihat topengmu. Semakin banyak gelarmu, semakin banyak pula varian topengmu. Jika sudah begitu kau tak perlu mengkhawatirkan IQ dan kredibilitasmu. Sebab, sekali lagi, orang-orang sudah terpana dengan gelar-gelar yang kau sandang di namamu yang juga menjadi topeng bagimu.

Sekali lagi kukatakan, orang-orang di zaman ini hanya melihat topengmu. Semakin bagus topengmu, semakin terpandang dirimu. Semakin buruk topengmu, ya, kau tahu sendirilah. Maka dari itu, hisilah topengmu seindah mungkin. Hiasilah dengan IPKmu, raih IPK setinggi mungkin. Jika kau kesulitan, pakailah metode yang ku prakatikkan diatas.

(Ada suara berbunyi dari sebuah gawai)

Sebentar, ada telepon. Permisi

(hening sejenak)


Bisa kita berbicara lain waktu lagi, aku harus pergi mengurus persiapan wisudaku beberapa minggu kedepan. Sampai jumpa, nanti kukabari.

Post a Comment

0 Comments