Karena Satu Nama

Satu nama yang membuat hatiku bergetar
manakala telingaku menangkap suara yang melafalkannya. Bahkan dalam tidur aku
terjaga saat nama itu di sebutkan. Satu nama itu, nyaris merenggut semua rasa dalam diriku.

Terkadang aku merasa heran. Betapa sebuah nama menjadi mantra yang meluluh lantakan hatiku. Bagai bom atom yang membumi hanguskan Nagasaki dan Hiroshima. Hatiku menjadi tak karuan saat angin membawa nama itu untuk di perdengarkan kepadaku.

Sungguh, sampai saat ini aku masih tak berdaya. Aku hanya bisa memandangi kelamnya langit malam sambil berujar;
Duhai langit, betapa luasnya dirimu. Aku tahu dirimu begitu setia mengatapi diriku dan dirinya. Jadi ku mohon padamu, sampaikan salamku padanya. Dan katakan padanya kalau diriku meminta izin untuk tetap menyematkan namanya
dalam hati dan jiwaku, juga dalam tiap puisi-puisiku.

Post a Comment

0 Comments