![]() |
swantae |
Sebagai
pemuda normal yang kurang piknik dan butuh hiburan, alangkah senangnya hati
saya saat seorang teman mengajak berjalan-jalan menikmati suasana malam di kota
yang biasa-biasa saja ini. setengah jam megelilingi kota, sebenarnya tak ada hal
menarik hati yang dapat ditemukan dari kota ini selain dari isu bebeapa gang
yang panasnya menggoda iman, juga kasus-kasus curanmor dan begal yang tak ada
habisnya. Di kota ini hanya warung-warung kopi yang ramai oleh para mahasiswa
kurang kerjaan yang notabene terpaksa tinggal, atau lebih tepatnya terdampar di
kota ini.
Saya
tahu, kota ini mempunyai pelabuhan yang pernah berjaya pada masanya. Ah, maksud
saya pelabuhan yang masih berjaya tujuh tahun silam, tepatnya sebelum
diresmikan sebuah jembatan yang kabarnya merupakan jembatan layang terpanjang
se-asia tenggara. Tujuh tahun yang lalu pelabuhan di kota ini masih dicap
sebagai pelabuhan tersibuk sedunia. Namun makin tahun kejayaan itu sirna, pudar
dan tenggelam oleh megahnya jembatan yang orang sebut ‘suramadu’.
Imbasnya
adalah berkurangnya pengguna kapal, sepilah pelabuhan. Lebih dari tiga puluh
kapal ferry di pindah tugaskan, menyisakan 3-4 kapal disini. Pelabuhan yang
aktif hanya di sisi barat. Sisi timur pelabuhan kini mati. Iya, mati tak lagi
beroperasi dan kini berubah fungsi menjadi tempat nongkrong orang-orang kurang
kerjaan.
Entah
sejak kapan tempat ini menjadi tempat untuk orang-orang ngopi, selfie, kencan bahkan mesum. Ada saja
yang mereka lakukan disini.
Terhitung
baru lima kali saya mengunjungi tempat ini. tiga kali di malam hari dan sisanya
di siang sore hari. Dari kunjungan tersebut, sebagai ‘mahasiswa’ yang mencoba
menjadi ‘mahasiswa’ yang benar-benar ‘mahasiswa’ saya melakukan observasi
kecil-kecilan. Lebih tepatnya ini kurang kerjaan.
Dalam
pengamatan tersebut, saya mencirikan pengunjung-pengunjung tempat ini
(khususnya para mahasiswa) dengan kegiatan yang sedang atau akan dilakukan.
Antara lain; mereka yang datang ke warung kopi bersama temannya adalah
orang-orang yang hendak melepas jenuh dengan cangkruan. Mereka yang datang dan
pergi membawa perabotan kemudian semalaman berada di dalam warung adalah
penjual kopi. Mereka yang datang berboncengan dengan pasangannya saat sore hari
adalah orang-orang yang mencari moment romantis. Mereka yang datang tanpa
busana, berbulu dan bertanduk adalah kambing-kambing nakal.
Kemudian
jika kalian melihat dua motor dengan dua orang beda jenis, percayalah mereka
adalah sejoli yang mengikat janji pertemuan di peltim. Namun di malam hari,
jika kalian melihat sebuah sepeda motor di bagian pelabuhan yang gelap, dekati,
dan temukan sepasang muda-mudi yang asyik bercumbu. Jika beruntung, kalian akan
mendapati ‘bokep’ gratisan secara live
tepat di depan mata.
Adapun
jika kalian melihat beberapa orang berkumpul, sebagian berambut gondrong,
sebagian berbaju kumel, dekil dan seorang pemuda manis di kelompok itu. Dekati,
jika mereka cenderung membicarakan bokep, coli, hentai, patting, buku dan
sesakali masalah-masalah sosial yakinlah mereka adalah anak-anak SM kurang
kerjaan yang mencoba menikmati kopi di pelabuhan timur. And for your information pemuda manis di kelompok itu pasti saya, kalian
jangan ragu-ragu untuk menyapa.
Ah
pelabuhan sayang, pelabuhan yang malang. Tak terurus, terabaikan, mati.
Terkubur bersama semua kenangan masa emas itu. Pelabuhan yang dikalahkan oleh
kepraktisan sebuah jembatan layang, kalah oleh murahnya biaya penyebrangan yang
ditawarkan jembatan itu. Kalah oleh efisuensi waktu dan banyak faktor lainnya.
**
Bulan
bundar bermandi cahaya mengambang di atas pelabuhan, indah sekali. Sepasang
kekasih asyik menikmati malam dari atas motor. Selang beberapa waktu Ndol, Roy
dan beberapa teman kost lainnya tiba menyusul. Satu lagi, jika kalian menemukan
sekelompok pemuda berwajah melas seperti kekurangan uang, membawa rokok eceran,
dan hanya ada satu atau dua gelas kopi yang tersedia untuk beramai-ramai .
Dapat di pastikan itu kami, anak-anak kost ‘Rindu Mama’ yang jengah di kostan
dan butuh hiburan (tepatnya lebih butuh belaian).
![]() |
rindu mama kost community |
Saat
menulis ini saya berpikir, betapa kurang kerjaannya saya. Betapa nggak pentingnya hasil pengamatan saya
ini. Tetapi yang lebih kurang kerjaan adalah mereka yang membaca tulisan saya
sampai ke bagian ini. Padahal sudah diberitakan di bagian judul bahwasannya
tulisan ini akan jadi tak se-nggak jelas
ini. Namun saya berdoa agar tak ada dari kalian yang membaca sampai ke bagian
ini. Membuang-buang waktu hanya untuk membaca tulisan yang tijel.
Namun
jika sudah terlanjur membaca saya mendoakan semoga ada manfaat yang diperoleh
dari kalian membaca tulisan ini. Jikapun tidak, saya harap Tuhan mengganti
waktu yang kalian buang untuk membaca tulisan ini dengan sesuatu yang indah,
entah apapun itu. Aamiin.
![]() |
Roy dan Ndol |
![]() |
Rony dan panggilan alamnya |
**
0 Comments