Tuhanku...
Jika perpisahan bukanlah tirani waktu
Mengapa dada ini sesak
Berdebar dan seakan terus memberontak
Seolah enggan melepas yang indah
Dan tak mau terjerat dalam arus hidup yang baru?
Mengapa...
Mengapa...
Aku merasa semakin sepi
Semakin tersudut di dunia yang asing ini
Aku butuh cinta dan peluk hangat
Sebagai penawar penat
Tempat lelahku beristirahat
Dan risauku bertambat
Tuhanku...
Aku datang mengetuk pintumu
Sambil mengadah ku pinta setitik penagguhan waktu
Biar reda setumpuk gelisah
Mengingat mereka
Mengingat beribu kenang
Dan gurau tawa pada masa-masa indah
Sungguh
Bila perpisahan bukanlah tirani waktu
Mengapa dada ini sesak
Berdebar dan seakan terus memberontak
Manakala satu per satu sahabat pergi
Dan entah kapan kembali
Jika perpisahan bukanlah tirani waktu
Mengapa dada ini sesak
Berdebar dan seakan terus memberontak
Seolah enggan melepas yang indah
Dan tak mau terjerat dalam arus hidup yang baru?
Mengapa...
Mengapa...
Aku merasa semakin sepi
Semakin tersudut di dunia yang asing ini
Aku butuh cinta dan peluk hangat
Sebagai penawar penat
Tempat lelahku beristirahat
Dan risauku bertambat
Tuhanku...
Aku datang mengetuk pintumu
Sambil mengadah ku pinta setitik penagguhan waktu
Biar reda setumpuk gelisah
Mengingat mereka
Mengingat beribu kenang
Dan gurau tawa pada masa-masa indah
Sungguh
Bila perpisahan bukanlah tirani waktu
Mengapa dada ini sesak
Berdebar dan seakan terus memberontak
Manakala satu per satu sahabat pergi
Dan entah kapan kembali
0 Comments