Sek, Sebat!

 

ada baiknya kita menepi

sejenak menyalai rokok atau

menyeduh secangkir kopi

lebih-lebih menyanyi, kau ingat

seperti dulu lagi


 

karena sungguh mati

rindu itu ada, benar

ia nyata dan terasa

menyalak-nyalak saban hujan

atau ketika malam tiba

 

jika sudah begini hanya waktu

yang akan bersiul tenggelam dan timbul

menampilkan masa sebelum kemacetan

atau bilangan omzet dan insentif 

mengisi kepala

 

ya, kepalaku yang kering

kepala yang tak sempat membayangkan

bagaimana warna langit di kaki bukit

atau suara debur ombak di pantai

berpasir putih nan indah itu

 

waktu yang kurang ajar, begitulah

gerutuku di kota asing ini

sekali waktu kubenamkan dada ini

pada bulan di wajah kekasih

tetapi kau tahu, kekasih begitu lekas berlalu

 

di kota ini tak ada yang kekal

percayalah, juga rindu ini

kuhitung beberapa menit lagi, mungkin

tak lama setelah habis sebatang rokok

aku akan kembali melupakanmu

 

kota ini, waktu yang kurang ajar

sesegera mungkin membuat aku sibuk

membuat kepala pening

hingga tiada kesempatan tersisa

sekedar menghembuskan nafas ke udara

 

 

Tangerang, Juni 2021

 

 

Post a Comment

0 Comments