ada baiknya kita menepi
sejenak menyalai rokok atau
menyeduh secangkir kopi
lebih-lebih menyanyi, kau ingat
seperti dulu lagi
karena sungguh mati
rindu itu ada, benar
ia nyata dan terasa
menyalak-nyalak saban hujan
atau ketika malam tiba
jika sudah begini hanya waktu
yang akan bersiul tenggelam dan timbul
menampilkan masa sebelum kemacetan
atau bilangan omzet dan insentif
mengisi kepala
ya, kepalaku yang kering
kepala yang tak sempat membayangkan
bagaimana warna langit di kaki bukit
atau suara debur ombak di pantai
berpasir putih nan indah itu
waktu yang kurang ajar, begitulah
gerutuku di kota asing ini
sekali waktu kubenamkan dada ini
pada bulan di wajah kekasih
tetapi kau tahu, kekasih begitu lekas berlalu
di kota ini tak ada yang kekal
percayalah, juga rindu ini
kuhitung beberapa menit lagi, mungkin
tak lama setelah habis sebatang rokok
aku akan kembali melupakanmu
kota ini, waktu yang kurang ajar
sesegera mungkin membuat aku sibuk
membuat kepala pening
hingga tiada kesempatan tersisa
sekedar menghembuskan nafas ke udara
Tangerang, Juni 2021
0 Comments